
Rasindo group.com – Pribadi Nabi Muhammad Saw. merupakan pribadi yang sempurna. Akhlaknya merupakan akhlak Al-Qur’an. Allah Swt. sendiri memujinya sebagai orang yang pantas dijadikan teladan bagi seluruh umat manusia . Oleh karena itu Nabi Muhammad Saw. merupakan rahmat bagi seluruh alam.
Nabi Muhammad Saw. merupakan seorang yang sopan dan santun dalam bertutur kata. Beliau jujur dan tidak pernah berdusta serta luhur budi pekertinya. Beliau tidak pernah membeda-bedakankan atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Nabi Muhammad Saw. mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia. Beliau memiliki budi pekerti yang agung. Seperti tersebut dalam firman Allah Surah al-Qalam/68:4.
Artinya: “Dan sesungguhnya Engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (Qs. Al-Qalam/68:4)
Bagaimana sikap Nabi Muhammad Saw. terhadap kaum kafir Quraisy ?
Ketika kaum kafir Quraisy menuduhnya gila, beliau tidak marah, beliau tetap teguh, tenang dan sabar. Beliau berhasil dalam berdakwah karena mampu menahan diri ketika menerima celaan dan makian dari kaum kafir Quraisy.
Allah Swt. telah mengutamakan dan menyempurnakan sifat dalam diri Nabi Muhammad Saw. Sehingga beliau pantas menjadi teladan semua umat manusia. Nabi Muhammad Saw. telah terbiasa santun dalam menyampaikan kebenaran.
Apa yang dapat kita teladani dari kepribadian Nabi Muhammad Saw ?
- Pertama; santun dalam bicara Dalam tutur kata Nabi Muhammad Saw. Selalu mengedepankan kefasihan dan keindahan. Tidak berbicara spontan namun penuh dengan persiapan. Nabi Muhammad Saw. terkenal sebagai orang yang paling fasih bahasanya, baik ucapannya dan teratur penjelasannya.
- Kedua; santun dalam perbuatan Nabi Muhammad Saw. selalu mengajarkan agar kita bersikap santun terhadap sesama, saling menghormati dan mengasihi. Beliau mengajarkan kepada kita untuk memperbanyak sedekah dan membantu terhadap orang yang sedang mengalami kesulitan serta peduli terhadap penderitaan anak yatim piatu, para janda yang lemah, dan orang-orang miskin.
- Ketiga; santun dalam pengambilan keputusan Dalam pengambilan keputusan, Nabi Muhammad Saw. berpegang teguh pada petunjuk dari Allah Swt. Beliau tidak pernah salah dalam menentukan sikap karena beliau adalah orang yang bijaksana dalam segala hal.
- Keempat; santun ketika berhadapan dengan orang yang membencinya Meskipun Nabi Muhammad Saw. selalu dihina, dicemooh, dicaci-maki, dianggap sebagai orang gila, dilempari kotoran, berulang kali ingin dibunuh, namun beliau tetap pemaaf, tidak pernah ada dendam dalam diri beliau.
Sifat-sifat mulia apa saja yang wajib dimiliki Nabi Muhammad Saw. ?
- Siddiq
Siddiq artinya jujur dan benar. Nabi Muhammad Saw memiliki sifat yang jujur dan benar dalam setiap kata dan perbuatan. Sehingga Nabi Muhammad Saw. mustahil bersifat kizib yang berarti berdusta.
- Amanah
Amanah artinya terpercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Oleh kerana itulah masyarakat Makkah memberi gelaran kepada Nabi Muhammad Saw. dengan gelaran Al-Amin yang bermaksud jujur dan terpercaya, jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul. Nabi Muhammad Saw. Mustahil bersifat khianat yang artinya menghianati amanah yang dipercayakan kepadanya.
- Tablig
Tablig artinya menyampaikan. Seorang Nabi dan Rasul berkewajiban menyampaikan perintah dan larangan Allah Swt. Maka mustahil bersifat kitman atau menyembunyikan pesan Allah.
- Fathonah
Fathonah artinya bijaksana dan cerdas. Mustahil bagi seorang Rasul itu bersifat baladah atau bodoh.
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”(Qs. Al-Ahzab: 21)
Nabi Muhammad Saw. Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam Ayo, cermati ayat berikut ini! Dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 107 berbunyi:
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiya/ 21 : 107)
Dengan jelas Allah Swt. telah menyatakan bahwa Nabi Muhammad Saw. diutus sebagai «rahmat bagi seluruh alam semesta». Agar dapat menyerap rahmat dari Nabi Muhammad Saw. maka manusia harus menerima dan mengikuti ajaran beliau.
Nabi Muhammad Saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Beliau juga mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dengan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab. Seperti yang telah beliau lakukan ketika akan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.
Dengan bijak Nabi Muhammad Saw. berhasil menyelesaikan masalah tentang siapa yang berhak mengembalikan Hajar Aswad di sudut Ka’bah. Tahukah kamu apa yang beliau lakukan saat itu? Meskipun beliaulah yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad itu, namun beliau tetap meminta para pemuka dan pemimpin kabilah Quraisy ikut membantu mengangkat Hajar Aswad. Akhirnya para pemuka dan pemimpin kabilah Quraisy merasa dihormati sehingga mereka semakin bertambah simpati kepada beliau.
Tugas Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmah bagi seluruh alam Firman Allah Swt surah al-Ahzab/33: 45-46 berikut :
Artinya: “Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi.” (Q.S. al-Aahzab/33 : 45-46)
Berdasarkan ayat di atas, maka Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul Allah mengemban tugas sebagai berikut:
- Syâhidan yaitu menjadi saksi bagi seluruh umat di hadapan Allah Swt. di hari akhir kelak.
- Mubasysyiran yaitu pemberi kabar gembira kepada umat yang beriman, bahwa mereka kelak akan masuk surga jika menjalankan perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya.
- Nadziran yaitu pemberi peringatan kepada orang yang tidak beriman bahwa mereka akan dimasukkan kedalam neraka karena tidak mau menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.
- Dâ’iyan Ilâ Allah yaitu penyeru kepada agama Allah Swt. agar mau memeluk agama Islam.
- Sirâjan Munîran yaitu cahaya yang menerangi umat manusia yang hidup dalam kegelapan dengan ajaran Islam.
Nabi Muhammad Saw. tidak hanya diutus untuk penduduk Mekah, atau bagi bangsa Arab saja, namun bagi seluruh umat manusia. Nilai-nilai ajarannya bersifat universal dan dapat meningkatkan martabat umat manusia. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Al-Ahzab : Ayat 21). “Kutip kalsel.kemenag.go.id”
Editor: Dedy TA