
Rasindo group.com – Gangguan jiwa adalah manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam hal bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan (Akemat, Helena, Keliat, Nurhaeni (2011). Sedangkan menurut Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2014, orang dengan gangguan jiwa yang disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa
Menurut Hartono & Kusumawati (2010) terdapat beberapa tanda dan gejala gangguan jiwa antara lain:
- Gangguan kognisi
Kognisi adalah suatu proses mental di mana seseorang menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya.
- Gangguan sensasi
Seseorang yang mengalami gangguan kesadaran akan suatu rangsangan.
- Gangguan persepsi
Kesadaran akan suatu rangsang yang dimengerti atau bisa juga diartikan sebagai sensasi yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi macam-macam rangsang yang masuk.
- Gangguan Asosiasi
Asosiasi adalah proses mental di mana perasaan, kesan, atau gambaran ingatan cenderung menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respon atau konsep lain, yang sebelumnya berkaitan dengannya.
- Gangguan perhatian
Perhatian adalah suatu proses kognitf yaitu pemusatan atau konsentrasi
- Gangguan ingatan
Ingatan adalah kesanggupan untuk mencatat,menyimpan, serta memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran. Proses ingatan terdiri atas tiga unsur yaitu pencatatan, penyimpanan, pemanggilan data.
- Gangguan psikomotor
Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa meliputi kondisi perilaku motorik, atau aspek motorik dari suatu perilaku. Bentuk gangguan psikomotor dapat berupa aktivitas yang meningkat, aktivitas yang menurun, aktivitas yang terganggu atau tidak sesuai, aktivitas yang berulang-ulang, otomatisme perintah tanpa disadari, negativisme dan aversi (reaksi agresif).
- Gangguan kemauan
Kemauan adalah proses dimana keinginan-keinganan dipertimbangkan lalu diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
- Gangguan emosi dan afek
Emosi adalah pengalaman yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organik. Sedangkan, afek adalah perasaan emosional seseorang yang menyenangkan atau tidak yang menyertai suatu pikiran yang berlangsung lama. Emosi merupakan manifestasi afek yang keluar disertai oleh banyak komponen fisiologik yang berlangsung singkat.
Penyebab gangguan jiwa
Hal-hal yang dapat memengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur dan jenis kelamin, keadaan badaniah, keadaan psikologik, dan kepercayaan, pekerjaan, dan kehamilan, agresi, rasa permusuhan, oknum keluarga, hubungan antar manusia dan sebagainya. Meskipun gejala umum atau gejala yang meninjil itu terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik), ataupun dipsike (psikogenik). Beberapa penyebab tersebut terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan badan ataupun jiwa (Yosep, 2010)
Sebaliknya seorang dengan penyakit badaniah apabila mengalami kelemahan, daya tahan psikologiknya pun menurun sehingga ia mungkin mengalami depresi, karena modern ini diketahui bahwa penyakit pada otak sering mengakibatkan gangguan jiwa.
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi (Yosep,2010) yaitu:
- Faktor somatik atau organobiologis
- Neroanatomi
- Nerofisiologis
- Nerokimia
- Tingkat kematangan dan perkembangan organic
- Faktor pre dan peri-natal
- Faktor psikologis
- Interaksi ibu – anak dan peranan ayah
- Persaingan anatara saudara kandung
- Intelegensi
- Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
- Kehilangan, konsep diri, pola adaptasi
- Tingkat perkembangan emosi
- Faktor sosiokultural
- Kestabilan keluarga
- Pola mengasuh anak
- Tingkat ekonom
- Perumahan, perkotaan
Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Sakit Jiwa
Ciri-ciri orang yang mengalami sakit jiwa bisa berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Namun, pada umumnya, orang yang mengalami gangguan jiwa dapat dikenali dari beberapa gejala, seperti:
- Mengalami perubahan mood yang sangat drastis, misalnya dari sangat sedih menjadi sangat gembira atau sebaliknya dalam waktu singkat
- Memiliki rasa takut yang berlebihan
- Menarik diri dari kehidupan social
- Merasa emosional, amarahnya tidak terkendali dan suka melakukan intervensi kehendak hati kepada orang lain dengan cara menjadi penghasut dan juga melakukan kekerasan
- Mengalami delusi
Terkadang, beberapa gejala tersebut juga disertai oleh gangguan fisik, seperti sakit kepala, nyeri punggung, sakit perut, atau nyeri lain yang tidak diketahui sebabnya.
Jenis-Jenis Sakit Jiwa
Ada banyak kondisi kesehatan yang dapat dikategorikan sebagai sakit jiwa. Setiap kelompok dapat terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik. Berikut ini adalah beberapa jenisnya:
1. Gangguan kecemasan
Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan merespons objek atau situasi tertentu dengan perasaan takut dan panik hingga jantungnya berdetak lebih cepat.
Kondisi ini dapat dikatakan sebagai gangguan jika gejala-gejala tersebut tidak dapat mereka kendalikan dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan kecemasan juga dapat berupa fobia terhadap situasi tertentu, gangguan kecemasan sosial, atau gangguan panik.
2. Gangguan kepribadian
Mereka yang mengalami gangguan kepribadian umumnya memiliki karakter ekstrem dan kaku yang tidak sesuai dengan kebiasaan bermasyarakat, seperti antisosial atau paranoid.
3. Gangguan afektif atau mood
Orang yang mengalami gangguan mood dapat terus-menerus merasa sedih, terlalu gembira selama periode tertentu, atau perasaan sangat senang dan sangat sedih yang berubah dalam waktu singkat dan terjadi secara berulang. Bentuk paling umum dari kondisi ini adalah gangguan bipolar dan depresi.
4. Gangguan ketidakmampuan mengontrol keinginan
Orang dengan gangguan ini tidak dapat menolak dorongan dari dalam dirinya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Gangguan jiwa yang termasuk dalam kelompok ini adalah kleptomania atau dorongan untuk mencuri barang-barang kecil, piromania atau dorongan kuat untuk menyulut api, serta kecanduan minuman keras dan obat-obatan terlarang.
5. Gangguan psikotik
Gangguan ini mengacaukan pikiran dan kesadaran manusia. Halusinasi dan delusi adalah dua bentuk gejala paling umum dari kondisi ini. Orang yang mengalami halusinasi merasa dirinya melihat atau mendengar suara yang sebenarnya tidak nyata.
Sementara itu, delusi adalah hal tidak benar yang dipercaya oleh penderitanya sebagai sesuatu yang benar. Misalnya, delusi kejar, yaitu kondisi ketika penderita merasa diikuti seseorang.
6. Gangguan pola makan
Penderitanya mengalami perubahan perilaku, kebiasaan, dan emosi yang berkaitan dengan berat badan dan makanan. Contoh paling umum dari gangguan ini adalah anoreksia nervosa, yang ditandai dengan kondisi tidak mau makan dan memiliki ketakutan abnormal terhadap kenaikan berat badan.
Contoh lain adalah bulimia nervosa, kondisi ini ditandai dengan perilaku makan berlebihan, kemudian memuntahkannya secara sengaja. Ada juga kondisi binge eating disorder atau kondisi saat seseorang makan terus-menerus dalam jumlah banyak dan merasa tidak bisa berhenti, tetapi tidak disertai memuntahkan makanan kembali.
7. Gangguan obsesif-kompulsif (obsessive-compulsive disorder/OCD)
Seorang penderita OCD memiliki pola pikir yang terus-menerus dipenuhi oleh ketakutan atau pikiran mengganggu yang disebut dengan obsesif. Kondisi ini membuat mereka melakukan suatu ‘ritual’ secara berulang-ulang yang disebut kompulsif.
Contohnya adalah orang yang terus-menerus mencuci tangan karena adanya rasa takut secara berlebihan terhadap kuman.
8. Gangguan pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD)
Gangguan ini merupakan gangguan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami kejadian traumatis, seperti kematian anggota keluarga secara tiba-tiba, pelecehan seksual, atau bencana alam.
9. Sindrom respons stres atau gangguan penyesuaian
Gangguan penyesuaian terjadi ketika seseorang menjadi emosional dan mengalami perubahan perilaku setelah berada pada kondisi di bawah tekanan atau krisis, seperti perceraian, bencana alam, atau kehilangan pekerjaan.
10. Gangguan disosiatif
Gangguan disoasiatif adalah kondisi ketika penderitanya mengalami gangguan parah pada identitas, ingatan, dan kesadaran akan diri sendiri dan lingkungan tempat ia berada. Gangguan ini juga kerap dikenal dengan sebutan kepribadian ganda.
11. Gangguan seksual dan gender
Gangguan seksual dan gender adalah jenis gangguan yang diketahui bisa berdampak pada gairah dan perilaku seksual seseorang, seperti parafilia dan gangguan identitas gender.
12. Gangguan somatoform
Gangguan somatoform adalah jenis gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan penderita merasa mengalami nyeri atau sakit pada anggota tubuhnya. Pada beberapa kasus, orang tersebut sebenarnya tidak ada tanda gangguan medis apa pun pada tubuhnya.
Selain beberapa kondisi di atas, beberapa kondisi lain, seperti demensia Alzheimer dan gangguan tidur, juga dikelompokkan sebagai sakit jiwa karena melibatkan gangguan di otak.
Penanganan untuk Sakit Jiwa
Berbagai penyakit di atas umumnya tidak dapat membaik dengan sendirinya atau bahkan dapat memburuk jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan langsung dari dokter yang disesuaikan dengan tingkat keparahan, jenis, dan penyebab gangguan.
Dokter akan memberikan obat-obatan yang meliputi obat-obatan antipsikotik, antidepresi, dan anticemas. Selain pemberian obat-obatan, biasanya penderita sakit jiwa akan mendapatkan salah satu atau beberapa terapi, seperti psikoterapi, stimulasi otak untuk menangani gangguan mental dan depresi, atau perawatan di rumah sakit jiwa.
Di samping perawatan secara medis, dukungan keluarga dan kondisi lingkungan yang nyaman juga menjadi faktor penentu kesembuhan penderita sakit jiwa agar dapat kembali beraktivitas normal. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda atau keluarga Anda memiliki tanda-tanda gangguan kesehatan mental yang berisiko berkembang menjadi kondisi sakit jiwa. Dengan begitu, dokter dapat melakukan pemeriksaan dan memberikan penanganan yang sesuai.
Editor: Dedy TA