
Rasindo group.com – Islam melarang mendatangi dukun dan peramal.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah mendeskripsikan kelompok manusia yang mendatangi dukun atau peramal dilihat dari sisi konskuensi hukumnya. (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 2/184)
Seringkali kita menjumpai seseorang yang berkonsultasi bahkan sebagiannya percaya dangan paranormal atau peramal, alias dukun.

Dikutip dari buku Ambilah Aqidahmu dari Alquran dan As-sunnah yang Shahih yang diPahami Shahabat Radhiyallahu Anhuma, seorang Muslim tidak boleh mempercayai pernyataan ghaib dari arraaf (orang yang mengaki memiliki pengetahuan tentang yang ghaib) dan peramal untuk mengetahui yang ghaib. Allah berfirman:
“Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”…” (QS An Naml ayat 65).
Dalam ayat lain, secara tegas Allah menyebutkan beberapa hal yang hanya Dia yang secara pasti mengetahui. Pertama, pengetahuan akan hari kiamat. Kedua, pengetahuan akan turunnya hujan. Ketiga, pengetahuan akan janin yang berada di dalam rahim. Keempat, pengetahuan akan perbuatan manusia di waktu mendatang. Kelima, pengetahuan akan matinya bumi. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.” (QS Luqman ayat 34)
Sementara itu, dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad bersabda sebagai berikut ini: “Barangsiapa mengunjungi seorang arraaf atau peramal (dukun) dan percaya pada apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad (Alquran).” (Hadits sahih diriwayatkan Imam Ahmad)
Sementara itu, sihir merupakan bentuk dari kekufuran. Kufur sama dengan tidak memiliki iman. Allah SWT berfirman:
….وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُوا۟ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحْرَ…. “….hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia….” (QS Al Baqarah ayat 102).
Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut ini: اجتنبوا السبع المو بقات: الشرك بالله والسحر….”Jauhilah tujuh hal yang membinasakan (dosa besar): menyekutukan Allah, dan sihir…. (HR Muslim).
Manusia sama sekali tidak diwajibkan untuk mengetahui ketentuan yang telah Allah SWT gariskan. Manusia hanya diwajibkan berusaha optimal dan maksimal.
Hasilnya, Allah SWT yang Mahatahu. Dalam Alquran, Allah SWT menyebutkan beberapa hal yang hanya Dia yang Mahatahu. Firman-Nya, ”Sesungguhnya hanya Allah pemilik kunci-kunci alam gaib. Tak ada satu pun makhluk-Nya yang mengetahui.” (QS Al-An’am: 59).
Dalam ayat lain, secara tegas Allah SWT menyebutkan beberapa hal yang hanya Dia yang secara pasti mengetahui. Pertama, pengetahuan akan hari kiamat. Kedua, pengetahuan akan turunnya hujan. Ketiga, pengetahuan akan janin yang berada di dalam rahim. Keempat, pengetahuan akan perbuatan manusia di waktu mendatang. Kelima, pengetahuan akan matinya bumi. Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya, pengetahuan akan hari kiamat, turunnya hujan, pengetahuan janin yang ada dalam rahim, pengetahuan akan perbuatan manusia esok harinya, pengetahuan akan waktu berakhirnya bumi, semuanya, hakikatnya hanya Allah SWT yang tahu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Mahawaspada.” (QS Luqman: 24).
Pengetahuan manusia akan hal-hal gaib, tidaklah lengkap. Bahkan, sangat minim. Oleh karena itu, dalam beberapa hadisnya, Rasulullah SAW melarang manusia untuk mempercayai para dukun peramal nasib. Karena, hakikatnya, mereka itu tidak mengetahui. Mereka hanya mengaku-ngaku tahu.
Lebih jauh, pengetahuan mereka diperoleh karena bisikan jin dan setan. Dalam hadis riwayat Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud dikatakan, ”Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang manusia untuk mengambil hasil jual beli anjing, mahar hasil zina, dan bualan manis para dukun peramal nasib.”Suatu ketika, Rasulullah SAW ditanya soal dukun peramal nasib. Kata beliau, ”Mereka tidak ada gunanya.””Ya Rasulullah, bukankah apa yang mereka katakan terkadang menjadi kenyataan?” tanya beberapa sahabat lebih lanjut.
Rasulullah SAW menjawab, ”Itu sebetulnya berasal dari kabar berita jin yang sudah bercampur dengan ratusan kebohongan. Setelah itu, ia membisiki para dukun peramal nasib.” (HR Bukhari dari Aisyah).
Para peramal nasib memiliki hubungan erat dengan jin. Mereka selalu berusaha memalingkan keyakinan dan akidah keimanan manusia kepada makhluk-makhluk gaib ciptaan Allah SWT. Mereka menghembuskan keragu-raguan terhadap diri manusia, yang pada gilirannya menggelincirkan umat manusia ke jalan kesesatan yang nyata. Rasulullah SAW bersabda, ”Siapa yang mendatangi para dukun peramal nasib, lalu ia membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang turun kepada Muhammad (Alquran).” (HR Ahmad dari Abu Hurairah).
Editor: Dedy TA