
Rasindo group.com – Usia 40 tahun dalam Islam adalah pokok kedewasaan dan kematangan seseorang dalam menapaki hidup. Sabtu 23/4/2022
Semua orang akan mengalami penuaan, seiring bertambahnya usia. Penuaan datang secara alami, namun proses penuaan yang dialami setiap orang berbeda-beda. Tanda yang mungkin dapat terlihat dengan jelas seperti kulit keriput dan rambut yang mulai beruban.
Kemudian, di usia 40 tahun manusia dinilai telah mencapai kematangan bicara dan berpikir berbuat.
Usia 40 tahun sangat istimewa karena dalam Alquran para Nabi mendapat hikmah kenabiannya pada usia 40 tahun.
Muhammad bin Abdullah adalah seorang nabi dan rasul terakhir bagi umat Muslim.

Khatam an-Nabiyyin Rasul Nabi Syahidan (Saksi) Mubasysyiran (Pemberi Kabar Gembira) Nadzir (Pemberi Peringatan) Da’i (Penyeru kepada Allah) Shalallahu alaihi wa Salam ialah julukan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Muhammad.
Muhammad memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan pemerintahan tunggal Islam. Muhammad sama-sama menegakkan ajaran tauhid untuk mengesakan Allah sebagaimana yang dibawa nabi dan rasul sebelumnya.
Dalam syariat Islam bahwa status kenabian telah berakhir setelah Muhammad. Pernyataan ini tertulis dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 40, yang berbunyi: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi, dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab 33:40)
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Salam menerima wahyu pertama di goa hiro pada usia 40 tahun, saat itu Nabi berujlah untuk mengasingkan diri untuk beribadah kepada Allah.
Ibnu Abas ra: berkata “Nabi Muhamad SAW diutus menjadi rasul ketika usia 40 tahun, kemudian menetap di mekah, dan menerima wahyu selama 13 tahun Allah mengizinkan berhijrah ke madinah, dan tinggal disana selama 10 tahun, Nabi Muhamad SAW lahir, 20 April 570 Masehi di Kota Mekkah sampai Nabi wafat 8 Juni 632 Masehi di kota Madinah, atau Yastrib sebuah kota di Hejaz, sekaligus ibu kota dari Provinsi Madinah di Arab Saudi. Dalam kota ini terdapat Masjid Nabawi (“Masjid Nabi”), dan kota ini juga merupakan kota paling suci kedua kedalam agama Islam setelah Mekkah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berusia 62 tahun”. (Sumber: wikipedia.org/wiki/Muhammad)
Manusia yang sudah memasuki umur 40 tahun dianjurkan untuk selalu bersyukur dan bertaubat. Mufasir Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, menurut suatu pendapat, biasanya seseorang tidak berubah lagi dari kebiasaan yang dilakukannya bila mencapai usia empat puluh tahun. Allah SWT berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku temasuk orang-orang yang berserah diri.(QS: Al Ahqaf: 15) (Sumber: inews.id/apps)
Di dalamnya terkandung penjelasan yang jelas, bahwa mereka telah menerima nikmat yang sempurna, kecenderungan untuk mempunyai keluarga yang harmonis, dan kecenderungan untuk bertaubat dan kembali kepada Allah SWT.
Qasim bin Abdul Rahman pernah bertanya kepada Masruq soal kapan seseorang direnggut bersama dosa-dosanya. Lalu dijawab, “Ketika kamu sudah mencapai 40 tahun, maka hati-hati.”
Jika melongok al-Qur’an, ayat di atas, ada usia manusia yang secara eksplisit disebutkan terkait dengan perkembangan kedewasaaan seseorang. Usia itu adalah 40 tahun. Tak perlu kita otak-atik keramatnya angka 40, cukup kita merenungkan maknanya ketika Allah berfirman tentang usia 40 tahun dalam surat Al-Ahqoof ayat 15.
Ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun maka sempurnalah akal, pemahaman, dan pengendalian dirinya.
Hal di atas sejalan dengan pandangan ilmiah terkait kematangan usia. Beberapa analisis ahli psikologi menyatakan 40 tahun adalah momentum kematangan ruhani seseorang.
Elizabeth B. Hurloch membagi masa dewasa menjadi tiga bagian, dewasa dini, dewasa madya, serta dewasa lanjut, dan menyebutkan batas antara dewasa dini dengan madya ada pada umur 40 tahun. Pada dewasa madya, usia 40 hingga 60 tahun, perhatian seseorang pada masalah agama lebih besar dari sebelumnya yang itu dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
Dengan kemampuannya bersyukur dan bertobat seorang akan memiliki 4 ciri dewasa secara secara emosional. Empat ciri itu ialah:
1) Mampu mengendalikan reaksi;
2) Melihat segala sesuatu sebagai peluang menjadi lebih baik’
3) Mampu menempatkan diri dalam segala kondisi; dan
4) Tidak mudah putus asa.
Kedewasaan intelektual atau berpikir ditunjukkan dengan kemampuannya mengurai masalah yang dihadapi dan membuat tahap-tahap penyelesaian masalah. Lebih jauh lagi mereka yang memiliki kedewasaan berpikir mampu membuat rencana jalan untuk tujuan yang diinginkan. Ia memiliki perspektif yang tepat tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Perspektif waktu yang mewakili cara berpikir dewasa ada dalam doa usia 40 tahun. Melihat masa lalu sebagai sesuatu yang disyukuri (mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku). Melihat masa kini untuk melakukan tindakan tepat (supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai). Serta melihat masa depan sebagai buah dari tindakan masa kini (berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku). Semakin dewasa seseorang dalam berpikir akan semakin mampu mensyukuri apa-apa yang sudah didapat dari masa lalunya, semakin progresif dan solutif di masa kini, serta semakin antisipatif dan tidak mudah cemas memandang masa depan. Mereka yang tidak mampu mengantisipasi dan cemas melihat masa depan dikarenakan tidak mampu mengurai yang dihadapi dan membuat tahap-tahap penyelesaian masalah. Karena itu mereka pun tak mampu merumuskan apa yang tepat untuk dilakukannya di masa kini. Penulis Artikel ini tertarik untuk menulis Hikmah Usia 40 tahun dalam Islam karena pada tanggal 7 Februari 2022 editor berusia 40 tahun.
Editor: Dedy Tisna Amijaya