
Foto Contoh saat harga tomat di Lambar Anjlok.
Rasindo group.com_Lampung Barat – Grafik harga Komuditi sayur – mayur, di Lampung Barat (Lambar) jarang stabil terkadang meroket dan terkadang menukik.
Banyak para perani palawija tak memanen tanamannya, bahkan mereka lebih memilih memusnahkannya tanamannya saat harga komuditas tersebut menurun dan tidak laku.

Menurut Nur salah seorang petani di Pekon Hanakau Kecamatan Sukau Sabtu, (18/12/2021), bertani sayur di Lambar nyaris sama dengan berjudi, sebab saat harga melambung para petani akan sejahtera, namun saat harga menukik para petani tersebut merugi.
Ditambahkanya Nur, kondisi seperti itu bukan hal yang tabu bagi petani sayur di Lampung Barat, hal itu akibat hasil panen sayur mayur di Lambar dikuasi tengkulak, sehingga turun naiknya harga jual diatur oleh tengkulak atau pengepul.
Dengan begitu, petani sayur di Lambar tidak mampu berspekulasi karena nilai jual yang tidak dapat dipastikan dalam setiap bulanya.

“Dengan harga hanya Rp500/kg bukannya kami dapat uang malah nombok karena untuk biaya ojek dan untuk membeli karung saja tidak cukup ,” ucap Nur.
Nur berharap, Pemerintah Kabupaten Lambar mencarikan solusi agar harga jual hasil bumi utamanya komuditas palawija, stabil dan parapetani sayur di Lambar sejahtera.
“Seandainya saja Pemerintah Daerah bisa mengupayakan solusi seperti menjalin kerjasama dengan Perusahaan – perusahaan, salah satunya seperti Indofood dan lain sebaainya, maka tomat di Lambar tidak mungkin sampai dibuang kejurang saat murah, kalau hasil panen dikuasai tengkulak ya seperti ini kalau gak laku dibuang, sementara mudal bertani itu tidak sedikit bahkan mencapai puluhan juta, kemungkinan selama ini pemerintah daerah telah berupaya, namun dari pihak perusahaannya tidak menyetujui, harapan dari masyarakat pihak perusahaan bisa melakukan kegiatan atau operasi gabungan langsung kepada para petani melalui pemerintah daerah setempat” pungkas Nur (San)
Editor:
Reko