
Rasindo group.com – Langit 7 (ketujuh) adalah tempat Rasulullah Muhammad SAW mendapat perintah untuk mendirikan sholat langsung dari Allah SWT. Rasulullah dalam perjalanan mi’raj mula-mula memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya nabi Adam yang di kanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka.
Dalam kosmologi religus atau mitologis, istilah tujuh petala langit mengacu kepada tujuh lapisan atau bagian langit. Gagasan ini terdapat di dalam agama-agama Mesopotamia kuno, agama Yahudi, agama Kristen, dan agama Islam. Gagasan serupa juga terdapat di dalam agama-agama lain, misalnya agama Hindu. Beberapa agama, antara lain agama Jaina, juga memiliki gagasan tujuh petala bumi atau tujuh petala neraka, yang dipercaya memiliki kahyangan gaib dan benda-benda langitnya masing-masing, misalnya bintang-bintang siarah dan bintang-bintang sejati.
Tujuh petala langit berpadanan dengan tujuh benda penerang, yakni tujuh benda langit yang pada Abad Kuno disebut “bintang-bintang siarah” (bahasa Yunani: πλάνητες ἀστέρες, planētes asteres), yakni bulan, bintang utarid (Merkurius), bintang kejora (Venus), matahari, bintang marikh (Mars), bintang mustari (Yupiter), dan bintang zuhal (Saturnus). Ahli-ahli falak Abad Kuno mengetahui bahwa ketujuh benda langit tersebut melintasi cakrawala dengan kecepatan yang berbeda satu sama lain dan berbeda dari bintang-bintang sejati. Tidak seperti bintang berekor yang muncul tanpa diduga-duga, bintang-bintang siarah bergerak secara teratur sehingga kemunculannya dapat diprakirakan.
Ahli-ahli falak Abad Kuno juga mengetahui bahwa benda-benda langit mempengaruhi benda-benda di bumi, misalnya pergerakan matahari mempengaruhi perilaku tumbuh-tumbuhan dan pergerakan bulan mempengaruhi pasang-surut air laut. Bertolak dari ilmu nujum kuno Dunia Barat, ada pula pihak-pihak yang meyakini bahwa tujuh petala langit berkaitan dengan tujuh bintang pada rasi bintang waluku, rasi bintang biduk, rasi bintang biduk kecil, dan rasi bintang kartika.
Keyakinan mengenai adanya alam semesta selain yang dihuni oleh kita sudah menghantui pemikiran para ilmuwan fisika sejak lama. Sebuah revolusi pemikiran yang berangkat dari cerita fiksi ilmiah mengenai adanya kehidupan lain selain di planet bumi ini, berkembang menjadi sebuah ide bahwa alam semesta kita ini tidak sendiri, tetapi merupakan bagian dari berlapis-lapis alam semesta tanpa batas yang mempunyai kehidupannya sendiri-sendiri.
Beberapa hipotesa yang kemudian melahirkan teori-teori dicetuskan oleh beberapa ilmuwan seperti teori alam semesta paralel (parallel universe atau multiverse) dan keyakinan akan keberadaan 10 dimensi alam semesta. Namun lima belas abad sebelum teori-teori tersebut dilahirkan, kitab Alquran yang diwahyukan kepada Muhammad Saw sudah menggambarkan perihal keberadaan dimensi-dimensi alam semesta yang disebut tujuh lapisan langit, yakni dalam Surah Fushshilat ayat 11-12.
“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS.Fushshilat: 11-12).
Dalam surat At-Talaq ayat 12, Allah pun berfirman:
Allahullazi khalaqa sab’a samawatiw wa minal-ardi mislahuun, yatanazaalul-amru bainahunna liat’lamu annallaha ‘ala kulli syai ing qadiruw wa annallaha qad ahata bikulli syai in ‘ilma
Artinya: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah MahaKuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”
Dilansir dari Umma, berikut penjelasan tentang kisah perjalanan Rasulullah pada ke-7 (tujuh) langit yang perlu ditembus beserta penghuninya.
1. Langit tingkat pertama
Pada tingkatan langit pertama, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi Adam AS. Pertemuan ini, dihiasi dengan Rasulullah dan Nabi Adam bertegur sapa. Kemudian, Rasulullah pun melanjutkan perjalanannya.
2. Langit tingkat kedua
Rasulullah dikisahkan bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS pada langit tingkat kedua ini. Kedua pun bersikap ramah kepada Rasulullah. Tak hanya itu, mereka pun mendoakan kebaikan untuk Rasulullah sebelum ia kembali melanjutkan perjalanannya.
3. Langit tingkat ketiga
Sesampainya di langit tingkat ketiga, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi yang merupakan manusia tertampan ciptaan Allah SWT, siapakah itu? Ya, nabi itu adalah Nabi Yusuf AS.
Dalam kesempatan itu, Nabi Yusuf memberikan sebagian ketampanannya kepada Rasulullah. Tak lupa, ia juga mendoakan kebaikan untuk Rasulullah seperti yang dilakukan oleh Nabi Isa dan Nabi Yahya sebelumnya.
4. Langit tingkat keempat
Selanjutnya, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi Idris AS di langit tingkat keempat. Nabi Idris dikenal sebagai seorang nabi yang diberikan anugerah berupa pengetahuan. Selain itu, ia juga merupakan manusia pertama yang mengenal tulisan.
5. Langit tingkat kelima
Pada langit tingkat kelima, Rasulullah bertemu dengan Nabi Harun AS. Nabi Harun merupakan saudara Nabi Musa AS yang selalu mendampingi Nabi Musa ketika berdakwah kepada kaum Bani Israil. Ia juga hadir ketika Nabi Musa mengajak Raja Fir’aun untuk beriman kepada Allah SWT.
6. Langit tingkat keenam
Di langit ini, Rasulullah mendapatkan sambutan yang hangat dari Nabi Musa AS. Sambutan tersebut diberikan layaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Nabi Musa pun mendoakan Rasulullah agar selalu mendapatkan kebaikan dalam setiap urusannya.
7. Langit tingkat ketujuh
Terakhir, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi Ibrahim AS yang dikenal sebagai bapaknya para Nabi. Nabi Ibrahim pun mengajak Rasulullah menuju Sidratul Muntaha untuk nantinya bertemu dengan Allah SWT. Sidratul Muntaha digambarkan sebagai pohon dengan keindahan yang tidak ada bandingannya dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di pohon inilah Rasulullah berdialog dengan Allah SWT. Pada momen ini, Rasulullah pun mendapatkan perintah untuk menjalankan ibadah salat wajib lima waktu dalam sehari. “kutip dream.co.id”
Pengertian Langit. Banyak pemahaman tentang langit yang dikenal di tengah masyarakat. Sebagian orang memahaminya sebagai lapisan-lapisan atmosfer di atas bumi. Ada juga yang memahami langit sebagai ruang hampa udara yang disebut ruang angkasa antar planet dan galaksi. Adapun pengertian yang lebih luas lagi menurut ilmu astronomi bahwa langit adalah alam semesta yang tak terbatas (tidak diketahui batasnya) namun berhingga (ada akhirnya). (Dedy TA)